IPS Kelas 8 - Latar Belakang Nasionalisme
Assalamualaikum Wr.Wb, Salam Bagas, Salam Wilujeng dan Salam Sejahtera
Pada artikel yang singkat ini saya akan membagikan sedikit informasi pada materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 8 pada sejarah latar belakang munculnya Nasionalisme di Indonesia.
Dari beberapa sejarah ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya pergerakan nasional Indoneisa. Ada dua faktor yang bisa dijadikan sebagai acuan, yang pertama adalah Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam negeri, dan kedua adalah Faktor Eksternal yang timbul dari luar Indonesia.
Nah, dibawah ini akan dijelaskan berbagai uraian secara lebih lengkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indoneisa.
A. Perluasan Pendidikan
Pemerintah Hindia Belanda menerapkan kebijakan Politik Etis pada tahun 1901, yaitu dalam bidang irigasi/pengairan, emigrasi/transmigrasi, dan edukasi/pendidikan. Tapi ada beberapa dampak negatif dari hal ini antara lain
- Irigasi hanya untuk kepentingan perkebunan Belanda.
- Emigrasi/transmigrasi hanya untuk mengirim orang-orang Jawa ke luar Jawa guna dijadikan buruh perkebunan dengan upah murah.
- Pendidikan hanya sampai tingkat rendah, yang bertujuan memenuhi pegawai rendahan. Pendidikan tinggi hanya untuk orang Belanda dan sebagian anak pejabat.
B. Kegagalan Perjuangan di Berbagai Daerah
C. Rasa Senasib Sepenanggungan
Tekanan pemerintah Hindia Belanda pada bangsa Indonesia telah memunculkan perasaan kebersamaan rakyat Indonesia sebagai bangsa terjajah. Hal inilah yang mendorong tekad bersama untuk menghimpun kebersamaan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia.
D. Perkembangan Organisasi Etnis, Kedaerahan dan Keagamaan
Organisasi Etnis dan kedaerahan yang pertama muncul adalah Serikat Pasundan serta Perkumpulan Kaum Betawi yang dipelopori oleh M Husni Thamrin. Selain organisasi etnis, muncul juga beberapa organisasi kedaerahan, seperti Trikoro Dharmo (1915), Jong Java (1915), dan Jong Sumatranen Bond (1917).
Sedangkan organisasi dari keagamaan antara lain Jong Islamiten Bond, Muda Kristen Jawi, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, PERSIS (Persatuan Umat Islam), dan Al-Jamiatul Washiyah.
Dari kaum wanita juga aktif dalam membentuk sebuah organisasi. Beberapa tokoh pejuang wanita zaman dulu adalah RA Kartini, Dewi Sartika, dan Maria Walanda Maramis. RA Kartini adalah putri Bupati Jepara Jawa Tengah yang memperjuangkan emansipasi (persamaan derajat) antara laki-laki dan perempuan. Beliau mendirikan sekolah khusus untuk perempuan.
E. Bekembangnya Berbagai Paham Baru
Paham-paham baru seperti pan-Islamisme, nasoonalisme, liberalisme, sosialisme, dan demokrasi menjadi salah satu pendorong pergerakan nasional Indonesia. Pahampaham tersebut mengajarkan bagaimana langkah-langkah memperbaiki kondisi kehidupan bangsa Indonesia.
F. Faktor Eksternal dari Luar Negeri
- Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905
- Menjadi cerminan bahwa bangsa dari Asia juga tidak kalah dengan bangsa Barat
- Berkembangnya nasionalisme diberbagai negara
1. Budi Utomo (BU)
Pada tanggal 20 Mei 1908, para tokoh mahasiswa kedokteran sepakat mendirikan sebuah organisasi bernama Budi Utomo (BU) dan memilih dr Sutomo sebagai ketua. Tokoh lain pendiri Budi Utomo adalah Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan RT Ario Tirtokusumo.
2. Sarekat Islam (SI)
Pada tahun 1911 didirikan Serikat Dagang Islam (SDI) oleh KH Samanhudi dan RM Tirtoadisuryo di Solo. Tujuan utama pada awalnya adalah melindungi kepentingan pedagang pribumi dari ancaman pedagang Tiongkok.
Dalam Kongres di Surabaya tanggal 30 September 1912, SDI berubah menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan nama dimaksudkan agar kegiatan organisasi lebih terbuka ke bidang-bidang lain, tidak hanya perdagangan. Pada tahun 1913, SI dipimpin oleh Haji Umar Said Cokroaminoto.
3. Indische Partij (IP)
Namun karena pertentangan yang dilakukan oleh tiga serangkai tersebut akhirnya ketiga pelopor itu ditangkap dan dibuang oleh Belanda.
4. Perhimpunan Indonesia
Tujuan utama PI adalah mencapai Indonesia merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat. Tokoh-tokoh PI adalah Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid Joyoadiningrat, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan Mangunkusumo, dan Nazir Datuk Pamuncak.
Dari berbagai agenda yang dilakukan oleh PI yang pada puncaknya mengeluarkan ikrar yang sampai saat ini masih dipakai oleh bangsa Indonesia yaitu Sumpah Pemuda.
Isi dari Sumpah Pemuda adalah
- Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah jang satu, tanah Indonesia
- Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa jang satu, bangsa Indonesia
- Kami Putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.